October 16, 2024
FOTO Abu Saimima – Pantai Salaiku Negeri Siri Sori Islam Kecamatan Saparua Timur.

IKASSI.ORG – Tanpa terasa hari ini  sudah masuk di tahun baru Islam, tahun baru Hijriah ke 1446. Sejatinya di gunakan untuk sekedar berefleksi baik secara personal maupun secara komunal.

Dalam sejarah, Hijrah dimaknai dengan sebuah peristiwa historis Perpindahan Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Yastrib yang kemudian kita kenal dengan Madinah. Hijrah dalam makna ini hanya dilihat sebagai perpindahan tempat (dari Makkah ke Madinah).


Namun dalam makna yg lebih substansial, Hijrah merupakan suatu tonggak sejarah yg sangat penting yang berkaitan dan sebuah perubahan sosial (_social transformation_) yang sangat fundamental. Hijrah adalah transformasi dari stagnasi ke dinamisasi, dari wacana ke aksi dari _jahiliyah_ ke _illahiyah_ dari _badawiayah_ ke _adabiyah_. Singkatnya Hijarah adalah sebuah revolusi sosial yang menjadi titik determinan bangunan peradaban Islam.

Rekaman historis menunjukan selam lebih 20 tahun di Makkah, dakwah Islam nyaris tidak berkembang secara signifikan, pada konteks inilah maka Hijrah menjadi pilihan dan Madinah merupakan titik baru yang menjadi spektrum bangunan Peradaban Islam yang kelak menerangi dunia.

Karenanya memperingati tahun Hijriyah tidak harus berhenti pada aspek serimonial tapi sejatinya kita menangkap semangatnya, bahwa hijrah dari Makkah ke Madinah hanya sebuah simbol, tapi hakikatnya adalah “gerak” menuju “prubahan”. Dari sini kita dapat memaknai ungkapan Nabi Saw, _”Almuhaajaru ma hajara min ma naha Allah ‘anhu”_ (yang disebut orang yang berhijrah ialah orang yang bergerak (hijah) dari apa yang tidak produktif ke hal” yang lebih produktif).

Gerak atau “perubahan” itu sejalan dengan isu utama IKASSI periode ini, yaitu “Konsolidasi Ulang”, sebuah komitmen bersama untuk berama merintis dan memelopori gerakan  perubahan bagi warga IKASSI ke depan, baik secara individual maupun kolektif. Perubahan tersebut tidak bisa dimulai dari orang lain melaikan dari diri kita dan kelompok kita sendiri (_ibda’ binafsik_). (***)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *