October 16, 2024
IMG-20240611-WA0062

oleh M. Saleh Wattiheluw, Sesepuh IKASSI Ambon

IKASSI.ORG,-AMBON– Ditengah suasana cuaca ekstrim hujan, mari kita berbagi catatan, setidak menjadi referensi dan sebagai bentuk untuk menolak lupa.

Ketika Raja Jhoni di akhir tahun 2014 berencana untuk membangun negeri dengan mengusung tema Menjadikan Negeri 551 sebagai salah satu negeri “Destinasi Wisata”. Subtansi pengembangan wisata adalah “wisata relegi” yang terkoneksi antar objek wisata.

Diharapkan akan berdampak pada upaya penciptaan sumber Pendapatan Asli Desa (PAD), selain dari potensi seperti hasil-hasil bumi. Sesungguhnya rencana pengembangan konsep dimaksud ketika itu sebagai satu langkah antisipasi persiapan disahkan UU Desa.

Konsep pengembangan wisata religi akan dilaksanakan secara bertahap didukung BUMNEG (badan usaha milik negeri).
Sementara beta diberikan titah oleh Raja Jhoni untuk menyusun draf naska pembentukan Bumdes dan draf naska BUMDES sudah serahkan kepada ketua Saniri sdr Abdurahman Sopamena (sekarang mantan ketua Saniri) di rumah Kanawa Ambon.

Mengapa pengembangan wisata ?.

Pertimbangannýa sederhana karena Neg 551 bukan daerah transit seperti Negeri Haria, neg Portho, neg Tuhaha, neg Kulur. Selain itu neg 551 belum punya produk-produk lokal yang unggul seperti neg Ihamahu dengan sagu, neg Ouw Sempe/balanga,

Pemikiran raja Jhoni tersebut memang sangat menjanjikan dan sangat beralasan, karena negeri 551 memiliki pontensi objek wisata misalnya ada situs-situs sejarah dan budaya yang bisa dikemas, dikembangkan & dijual antara lain, Rumah jabatan Raja sebagai salah satu situs cagar budaya, selain itu ada situs sejarah seperti Elhau disana ada # 17 kuburan moyang-moyang dan ada juga 7 makam kuno istilah bahasa disebut Karamat bahkan sudah diteliti secara ilmiah pada tahun 2013 ada juga makam keluarga raja di Tahinan Jerek dan dibelakang Mesjid BR neg 551 serta kuburan tua thn 1668 dan kuburan raja ke 9 Adam Patti sekitar Salaiku, Mesjid Baiturraham “termegah”

Dalam ilmu ekonomi potensi sumber daya alam (SDA) adalah kapital dan jika diberdayakan dan dimanfaatkan akan menciptakan serta mendatangkan multiplayer efek ekonomi untuk negeri.

Demikian juga ada berbagai dokumen tertulis yang sangat bernilai historis dimiliki negeri. Selain itu ada potensi budaya, negeri 551 punya tarian tradisi seperti Tarian Auwole, Sabiroo, hadrat , tari sawat, acara Maulid masal di Mesjid, ada juga produk-produk makan lokal “Sagu Tumbuh” semuanya tinggal dikemas untuk mendukung pengembangan konsep wisata relegi terkoneksi. Tinggal benahi Ruang/gedung disamping Mesjid dijadikan Musium Mini & pustaka, sehingga semua duplikat dokumen tertulis sejarah dapat di simpan di Musium Mini.

Itulah impian Raja Jhoni ketika itu, akan tetapi diluar nalar kita Raja Jhoni telah dipanggil lebih dulu oleh Allah SWT. Alfateha untuk Upu Jhoni Karim Pattisahusiwa.

Bagaikan gayung bersambut disaat hadir Raja Edy Pattisahusiwa juga berkeinginan yang sama untuk mengembangkan wisata religi, artinya ada harapan baru bagi masyarakat negeri, bahkan raja Edy berencana di sekitar Elhau akan ditanami pohon Kurma maka semakin lengkaplah.

Setidaknya kita masih ingat ditahun 2019, ada kurang lebih 180 orang wisatawan asing berkunjung di negeri 551 hanya untuk melihat Negeri. Demikian Raja Edy mendapat pengakuan dan penghargaan dari Perpustakan Nasional karena atas dasar dokumen negeri tersimpan secara rapi.

Walhasil semua impian dan cita-cita raja Eddy untuk melanjutkan rencana membangun negeri 551 hanya menjadi cerita dan daptar keinginan saja, karena apa yang diinginkan belum tertulis dalam satu dokumen rencana pembangunan jangka penjang (RPJP) Negeri, akhirnya semua impian berakhir begitu saja.

Lantas apakah kita harus berhenti sampai disitu rasanya tidak demikian, pemimpin boleh berganti tapi misi membangun negeri 551 tetap berjalan hatta sekalipun dengan Pejabat KPN.

Harapan Kedepan

Masih ada asa sepanjang setiap rencana pembangunan dalam bentuk apapun mendapat dukungan lembaga Saniri sebagai refresentasi wakil rakyat, demikian lembaga Upulima dan Kuapuo untuk secara bersama-sama memajukan negeri sesuai tupoksinya dibawah titah dan kebijakan Ayaoo

Bagi setiap anak, cucu, cicit (acc) Neg 551 dimana saja berada terus saling menjaling dan memelihara komunikasi, terus meningkatkan rasa kecintaan untuk negeri, baik dalam bentuk organisasi Ikassi-Basisda maupun individu. Ketika ada titah dari negeri diajak untuk kepentingan pembangunan negeri insya Allah Accs siap akan singsing lengan baju sesuai kuasa/kemampuan dan sepanjang itu dalam konsep perencanaan Pemerintah Negeri

Pemikiran tentang pengembangan “wisata relegi” diatas adalah salah satu rencana diantara sekian rencana yang ada dan semoga menjadi bahan masukun untuk dikaji dan pertimbangkan oleh Pemneg & Saniri dimasa akan datang. Negeri 551 diharapkan masuk dalam zona katagori “Negeri Maju”. Itulah yang diharapkan katong semua Acc Neg 551 dimana saja berada. 👍👍👍

Tulisan ini digubah di tanah kelahiran
Bumi Nusa Iha, Neg 551, media 10.06. 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *